Search

Mau bikin startup? Pahami dulu pentingnya Founder Agreement

Dalam beberapa kasus, kekayaan intelektual dan hubungan dekat dengan asas kepercayaan saja dirasa cukup. Padahal bila melihat hasil penelitian, sebesar 60-65 persen startup gagal karena konflik antara co-founder.
Founder Agreement

Mau bikin startup? Pahami dulu pentingnya Founder Agreement

Tidak ada pakem yang menentukan dengan siapa kita harus berbisnis. Mau mendirikan usaha dengan orangtua, saudara kandung, kekasih, atau bahkan suami istri, ya sah-sah saja!

Namun tak bisa dipungkiri dengan siapa kita bekerjasama, akan menentukan masa depan startup. Oleh karena ketika mendirikan startup khususnya, kita harus memilih rekan bisnis yang tepat.

Muhamad Philosophi, Co-Founder Documenta yang menjadi pembicara di The NexDev Academy 2018 pada materi Legal: Basic Legal For Startups menjelaskan pentingnya para founder memahami soal legalitas.

“Legal harusnya juga menjadi fokus para pelaku usaha. Di samping terkait manajemen risiko terkait pula dengan upgrading, jadi ketika mereka mau naik level profesional bukan startup, legalitas sudah terpenuhi,” jelas pria yang akrab disapa Philo itu.

Dalam beberapa kasus, kekayaan intelektual dan hubungan dekat dengan asas kepercayaan saja dirasa cukup. Padahal bila melihat hasil penelitian, sebesar 60-65 persen startup gagal karena konflik antara co-founder.

Anda Masih Bingung Terkait Startup?

Yuk Langsung AJa klik toMbol di kanan untuk Bertanya Ke Tim Documenta

Artikel Lainnya
e-commerce terhadap
Pajak

Pengenaan Pajak Terhadap E-Commerce

Pengenaan pajak terhadap e-commerce menjadi isu krusial di era digital. Di satu sisi, ini adalah tantangan bagi pelaku bisnis online yang harus menyesuaikan diri dengan regulasi baru. Di sisi lain, penerapan pajak yang adil dan efektif dapat meningkatkan penerimaan negara serta menciptakan persaingan yang sehat antara bisnis online dan offline. Kunci keberhasilannya terletak pada desain kebijakan yang jelas, kepatuhan wajib pajak, serta dukungan teknologi yang memadai

Baca »
The KITAS Investor, a specialized immigration product catering to investors venturing into Indonesian businesses, plays a pivotal role in facilitating foreign investments within the country. Serving as a Limited Stay Permit Card, it signifies the Indonesian government's commitment to fostering a conducive investment environment. While the term "KITAS" technically stands for "Kartu Izin Tinggal Terbatas," it's noteworthy that physical cards are no longer issued for this purpose. Instead, it's commonly referred to as ITAS (Izin Tinggal Terbatas), although for clarity in this discourse, we'll maintain the use of the term KITAS.
Bisnis

Understanding KITAS Investor in Indonesia

The KITAS Investor, a specialized immigration product catering to investors venturing into Indonesian businesses, plays a pivotal role in facilitating foreign investments within the country. Serving as a Limited Stay Permit Card, it signifies the Indonesian government’s commitment to fostering a conducive investment environment. While the term “KITAS” technically stands for “Kartu Izin Tinggal Terbatas,” it’s noteworthy that physical cards are no longer issued for this purpose. Instead, it’s commonly referred to as ITAS (Izin Tinggal Terbatas), although for clarity in this discourse, we’ll maintain the use of the term KITAS.

Baca »

Jika anda sudah pernah terdaftar sebagai Documenta User, anda bisa lanjut dengan login dibawah ini

Mohon maaf, untuk pendaftaran sementara hanya dapat dilakukan melalui pesan WhatsApp kepada tim kami

Documenta Artikel
Our Contact